MAJALENGKA,-
Penampilan peserta audisi duta baca Kabupaten Majalengka tampil memukau dengan menyuguhkan beragam konsep maupun praktik dalam upaya menumbuhkembangkan budaya literasi di tengah masyarakat yang jauh dari harapan.
Sebelum tampil dihadapan para dewan juri, para partisipan terlebih dahulu diwajibkan membuat tulisan karya ilmiah berkaitan dengan literasi, disamping persyaratan lainnya.
Saat audisi dimulai pada Jum'at (11/2/2022), setiap kontestan dipersilakan terlebih dahulu, untuk memilih apakah akan melakukan presentase makalah, atau unjuk kebolehan sesuai dengan potensi kemampuannya masing masing.
Diluar dugaan, ternyata para kandidat yang didominasi generasi milenial itu, tampil dengan kemampuan terbaiknya. Mereka ada yang melakukan presentasi, penampilan kreasi seni, membaca puisi, menyanyi, mendongeng baik dalam bahasa sunda maupun bahasa asing, termasuk mengaji Al-Qur'an dan aksi lainnya.
Performa ciamik mereka membuat para dewan juri yang terdiri dari Bunda Literasi, akademisi, profesional, perwakilan insan pers dan Kepala Dinas Perpusda Majalengka dibuat kebingungan dalam menentukan pilihannya. Karena harus menyeleksi dua orang terbaik dari puluhan peserta yang ikut ambil bagian dari perlombaan tersebut.
Sekilas penjelasan itu menggambarkan Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kabupaten Majalengka tengah menggelar audisi pemilihan Duta Baca yang digelar di kantor Dinas Perpusda setempat, Jum'at (11/2/2022).
"Audisi duta baca Majalengka ini yang pertama kali digelar. Biasanya para peserta itu langsung mendaftarkan ke Dinas Perpustakaan Pemprov Jabar, tanpa terlebih dahulu kita lalukan penyaringan," kata Kepala Dinas Perpusda Majalengka Iwan Dirwan.
Dikatakan dia, audisi tingkat mahasiswa dan umum ini digelar bertujuan untuk menyeleksi calon duta baca terbaik yang akan mewakili Majalengka, untuk dikompetisikan kembali di tingkat Provinsi Jawa Barat. Pelaksanaanya akan digelar pada pertengah tahun ini.
"Kalau untuk duta baca tingkat kecamatan sudah diseleksi oleh Dinas Pendidikan. Mereka merupakan pelajar SMA dan SMP yang akan diperbantukan untuk menopang kegiatan bunda literasi di tingkat kecamatan,"ujarnya.
Salah seorang dewan juri berasal dari Bunda Literasi, mengaku bangga melihat talenta anak-anak muda Majalengka yang memiliki skill dan kepedulian dalam meningkatkan budaya literasi yang sangat menurun baik dalam skala nasional, provinsi, kabupaten dan masyarakat.
"Literasi itu bukan hanya sekadar membaca, tapi seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah sesuai tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa,"paparnya