19 Mei 2024
Headline News

SEMAKIN MESRA DENGAN APARAT, ATAU RAKYAT?

oleh

Muflih Nastain
Wakil Ketua II Bidang Eksternal
PC PMII Kabupaten Majalengka

Pemilu telah berlalu dengan penetapan hasil suara yang dilakukan oleh penyelenggara pada tanggal 20 Maret 2024 melalui Keputusan KPU Nomor 360 Tahun 2024. Namun, suasana masih dipenuhi dengan sidang sengketa di Mahkamah Konstitusi, dimana gugatan dan tuntutan terus berdatangan dari para pemohon.

Sementara itu, kita sudah memasuki masa persiapan untuk menyambut Pilkada Serentak 2024, sebuah proses pemilihan yang tak kalah pentingnya dengan Pemilu. Pilkada, atau Pemilihan Kepala Daerah, telah diatur secara eksplisit dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2020. Ini merupakan momen penting bagi warga untuk memilih kepala daerah secara langsung sesuai dengan tata nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.

Seperti Pemilu, Pilkada juga memiliki penyelenggara yang sama, yaitu KPU, BAWASLU, dan DKPP. Tugas dan wewenang mereka diatur dengan jelas dalam berbagai undang-undang terkait.

Di Majalengka, gejolak politik sudah terasa meskipun proses registrasi belum dimulai. Artinya, antusiasme masyarakat sangat tinggi, menandakan betapa pentingnya Pilkada bagi mereka.

Namun, dalam menyikapi fenomena politik ini, kita harus memperhatikan aspek netralitas. Netralitas adalah kunci dalam menjaga integritas dan keadilan dalam proses demokrasi. Aparatur negara, termasuk ASN, TNI, POLRI, lurah, dan perangkat desa, diharapkan untuk tetap netral sesuai dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undangundang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang - undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur Bupati dan Walikota Menjadi Undang - undang.

Pelanggaran netralitas oleh aparat negara menjadi masalah serius yang harus ditindak dengan tegas. Pertanyaan pun muncul, di mana peran Bawaslu dalam mengawasi dan menegakkan aturan? Apakah Bawaslu cukup efektif dalam menjalankan tugasnya?

PMII, sebagai salah satu organisasi mahasiswa, berkomitmen untuk menjadi kontrol sosial dalam Pilkada. Kami mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengawal proses ini, sehingga Pilkada Majalengka dapat menjadi contoh penyelenggaraan yang berkualitas sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi.

Pengawasan dan pengawalan terhadap Pilkada akan menjadi fokus utama kami sebagai PMII. Kami akan melakukan sosialisasi tentang pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga integritas dan transparansi proses Pilkada.

Namun, tantangan tidak hanya terletak pada pemeliharaan netralitas aparat negara. Masih ada masalah-masalah struktural dalam sistem demokrasi kita yang perlu diatasi. Salah satunya adalah tingkat partisipasi pemilih yang masih rendah, terutama di kalangan generasi muda.

Kami memahami bahwa pemilih muda memiliki peran yang krusial dalam menentukan arah demokrasi di masa depan. Oleh karena itu, kami akan terus melakukan upaya untuk meningkatkan kesadaran politik dan partisipasi mereka dalam proses demokrasi, termasuk Pilkada ini.

Selain itu, penting bagi seluruh pemangku kepentingan, baik itu pemerintah, partai politik, maupun masyarakat sipil, untuk bekerja sama dalam memastikan bahwa Pilkada berjalan dengan baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi.

Kami juga mendesak pemerintah dan lembaga terkait untuk lebih meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses politik. Informasi yang jelas dan terbuka adalah kunci untuk mencegah terjadinya manipulasi dan kecurangan dalam pemilihan.

Dengan demikian, Pilkada bukan hanya sekadar sebuah proses pemilihan, tetapi juga merupakan ujian bagi kedewasaan demokrasi kita. Kami berharap bahwa Pilkada Majalengka akan menjadi contoh bagi daerah lain dalam menjalankan demokrasi yang sehat dan berkeadilan.

Di akhir tulisan, kami ingin mengajak semua pihak untuk bersatu dalam mendukung proses demokrasi kita. Marilah kita bersama-sama menjaga integritas dan martabat demokrasi, agar cita-cita Indonesia sebagai negara demokratis dapat terwujud dengan baik.

Vox Audita Perit, Littera Scipta Manet - suara yang terdengar akan hilang, tetapi yang tertulis akan tetap dikenang selamanya.

Facebook