MAJALENGKA,- Mubalig kondang KH Didin Misbahudin, M.Ag menuturkan, ada beberapa orang yang do'anya pasti dikabulkan Allah Swt tanpa halangan apapun.
Mereka yaitu orang yang berdo'a ketika hendak berbuka puasa, orang tua terhadap anaknya, doa isteri terhadap suaminya dan orang yang tersakiti.
Penegasan itu disampaikan pengasuh Pondok Pesantren At-Tadzkir Desa Pasangrahan Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka saat mengisi tausyiah Ramadhan Penuh Berkah bersama PWI di sekretariat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Majalengka, Kamis (6/5/2021).
Menurut A Haji biasa akrab disapa, keempat orang itu jangan dianggap sepele sebab do'a mereka sangat mustajab. "Jika kita menyakiti isteri, lalu ia berdoa tidak baik. Itu langsung dikabul oleh Allah, jadi jangan sampai kita membuatnya menangis,"tukasnya.
Selain itu, lanjut alumni UIN Bandung ini, sebaiknya kita tidak usah meminta doa baik itu ke tokoh agama, ziarah qubur, orang pintar, sedangkan orang tua kita dirumah diabaikan. Karena banyak fakta yang terjadi saat orang tua mendoakan anaknya langsung terwujud. Contohnya, ada orang tua saat marah ke anaknya mendo'akan sakit.
Dan itu terbukti hingga saat ini anaknya sakit setiap dua sekali. Sehingga tidak boleh seorang ibu atau orang tua mendoakan ke anaknya tidak baik.
"Bukan tidak boleh meminta doa kepada mereka, tapi melupakan doa orang sendiri. Itu sama dengan bohong,"ucapnya.
Masih dikatakan A Haji, di bulan ramadhan saat ini umat Islam kebanyakan waktu jelang buka puasa diisi dengan ngabuburit, padahal waktu itu sangat baik untuk berdoa apa yang kita harapkan.
"Terus kita jangan sampai menyakiti orang lain, sebab doa mereka sangat ampuh dan bisa langsung dikabul,"tuturnya.
Kiai Didin memberikan pencerahaan terkait makna sahur. Selama ini pemahaman masyarakat sahur identik dengan makan di waktu pagi. Padahal kata sahur itu dalam bahasa arab yang arti secara umumnya dimaksudkan untuk beribadah shalat di sepertiga malam. Lalu setelah itu, makan agar kuat beribadah.
"Saya juga baru paham terkait ini baru baru ini dari seorang ulama ahli sufi. Makna sahur itu bukan makan di pagi hari, tapi tuntutan agar kita beribadah di sepertiga malam,"paparnya. ***
