MAJALENGKA,- Majalengka merupakan salah satu daerah rawan bencana di Provinsi Jawa Barat. Salah satu solusi untuk menanggulangi agar bencana tidak menimpa kita, semua elemen masyarakat diminta agar terus menjaga alam dari berbagai kerusakan yang ditimbulkan.
Hal itu mengemuka dalam acara Seminar Merawat Bumi Pertiwi yang digelar Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Majalengka di aula Gedung PC Nahdlatul Ulama (NU) Minggu (28/3/2021).
Narasumber pada acara tersebut, Wakil Bupati Majalengka Tarsono D Mardiana, Dandim Majalengka 0617 Majalengka Andik Siswanto, Ketua DPRD Majalengka H Edy Anas Junaedi, Kepala BMKG Kab. Majalengka, Kepala Pelaksana BPBD Kab. Majalengka, Perhutani KPH Majalengka dan Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan UKM Kab. Majalengka, Sadili, dan dihadiri tamu undangan lainnya, seperti Ketua PCNU Majalengka KH Dedi Mulyadi serta Ketua LPBI NU Dani Azis Surdiana serta ratusan peserta.
"Berangkat dari hal yang terkecil, kita bisa disiplin untuk tidak membuang sampah sembarangan. Karena tidak dipungkiri, pengelolaan sampah menjadi persoalan di tiap daerah yang berujung menjadi bencana atau penyakit,” jelasnya Wakil Bupati Majalengka Tarsono D Mardiana.
Tarsono menuturkan, bentuk upaya lainnya dalam menjaga lingkungan dengan melakukan penanaman pohon.
"Pohon adalah penyaring udara di bumi. Bagian daun dan batang pohon menyerap gas dan komponen berbahaya di udara lalu mengeluarkan oksigen, sehingga membantu kita untuk bernapas," tukasnya.
Ketua DPRD Majalengka H Edy Anas Junaedi menuturkan, potensi bencana alam saat ini cukup tinggi dan ini harus menjadi perhatian semua pihak.
Karena bencana alam yang terjadi salah satunya akibat ketidakseimbangan lingkungan alam.
“Kalau lingkungan alam nya baik, ketika hujan tidak akan banjir dan kemarau tiba tidak akan kekeringan. Namun yang terjadi saat ini sudah berbeda. Saat kemarau masyarakat kekurangan air dan hujan terjadi kebanjiran,” katanya.
Menurut dia, Pemkab Majalengka melalui dinas terkait, harus bisa melakukan penataan terhadap lingkungan hidup. Lahan lahan kritis harus dihijaukan kembali dengan gerakan penanaman pohon.
Masyarakat di lokasi daerah rawan bencana harus diedukasi agar ketika terjadi bencana mereka bisa siaga dan selamat dari bencana alam.
“Lingkungan alam kita sudah rusak. Makanya harus diperbaiki agar ekosistem bisa seimbang. Pembangunan yang dilakukan pemerintah di daerah harus memperhatikan kelestarian lingkungan jangan asal bangunan saja,” kata dia.
Hal senada diungkapkan Dandim 0617 Majalengka Andik Siswanto. Menurut dia,memelihara lingkungan menjadi suatu satu keharusan bagi semua elemen masyarakat agar bisa terhindar dari bencana alam baik bencana banjir, tanah longsor dan ancaman bencana lainnya.
“Mari kita bersama-sama melestarikan kembali alam kita. Karena dengan menjaga alam Insya Allah alam akan jaga kita,” ucapnya lagi.