15 Juni 2025
Headline News

Digitalisasi UMKM Diperlukan di Masa Pandemi

caption: ilustrasi go digitalisasi

 

MAJALAENGKA,- 

Pandemi COVID-19 berdampak pada lesunya kegiatan usaha, mikr, kecil dan menengah (UMKM). Sehingga banyak UMKM terpaksa gulung tikar. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Majalengka Maman Sutiman, mengajak semua pihak terpaksa harus gulung tikar dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi karyawannya.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Majalengka Maman Sutiman mengajak para pelaku UMKM, agar bisa produktif di tengah wabah yang berlangsung ini. Bila kondisi ini dibiarkan, tentunya akan menjadi persoalan yang lebih besar dan UMKM semakin terpuruk.

"Dari hasil riset, UMKM di Majalengka yang berjumlah 28.722 itu yang terdampak itu mengakibatkan beragam persoalan seperti keuangan, tersendatnya pasokan, menurunya permintaan. Selain itu minimnya fasilitas operasional, sumber daya, dan pendanaan UMKM. Makanya digitalisasi UMKM diperlukan di saat pandemi ini," ungkap Maman saat acara di Alun-alun Majalengka, Sabtu (20/11). 

Pemerintah Daerah Majalengka sendiri terus mendorong UMKM bangkit dan berinovasi, melalui upaya pemulihan ekonomi di sektor UMKM. Menurut dia, Pemda Majalengka telah menyediakan insentif dukungan bagi UMKM melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di tahun 2020 dan tahun 2021 ini. Realisasi PEN ini guna mendukung UMKM, sekaligus menjaga kelanjutan momentum pemulihan ekonomi.

"Kami Pemda Majalengka juga terus berupaya mendorong para pelaku UMKM untuk on board ke platform digital melalui Program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI),"tuturnya.

Hal senada diungkapkan Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kabupaten Majalengka H Budi Victoriadi. Dia menuturkan, perubahan pola transaksi di tengah Pandemi Covid-19 ini menjadi keniscayaan yang harus dilakukan para pelaku UMKM. Sebab digitalisasi menjadi sebuah kebutuhan penting, terbukti PPKM Darurat, hingga kini kebijakan tersebut masih terus diberlakukan.

"Di era digitalisasi ini terus mengalami lonjakan dalam pemanfaatan e-learning, E-commerce, literasi digital, permintaan delivery, dan kebutuhan alat kesehatan maupun kebersihan,"tuturnya.

Selain itu, pandemi ini harus dihadapi dengan menggulirkan beragam strategi agar dapat bertahan, bahkan tumbuh, dengan cara melakukan inovasi produk, mempersiapkan diri untuk skenario terburuk, same day delivery, memaksimalkan e-commerce dan fitur-fiturnya.

Budi pun menekankan, agar para pelaku UMKM fokus dalam berbisnis, karena banyak pelaku bisnis lebih senang berganti-ganti usaha sebelum usahanya itu settle. Padahal dengan sering berganti-ganti usaha akan menyebabkan start up bisnis atau UMKM ini tidak bisa berkembang, karena keinginan yang menggebu-gebu dan bisnis utamanya malahan gagal.

"Bisnis di masa pandemi, itu harus sabar dan melihat peluang dulu, jangan gegabah dan mudah tergiur oleh hal-hal yang kelihatannya mudah dan menguntungkan. Sebaiknya harus lakukan analisa atau reseach kecil untuk menambah kemantapan dalam berbisnis, agar tidak terperosok pada jurang kegagalan,"paparnya.

 

(Adhim). 

Facebook